Permintaan konsumsi ikan air tawar di Indonesia terus meningkat seiring dengan tumbuhnya kesadaran masyarakat akan gizi dan protein hewani yang terjangkau. Namun, banyak petani ikan masih menghadapi tantangan dalam memilih komoditas yang tepat, terutama yang punya potensi keuntungan tinggi, risiko rendah, dan mudah dibudidayakan secara berkelanjutan.
Sebagai platform yang berkomitmen mentransformasi industri akuakultur, Ternakin ingin membantu para petani memilih jenis ikan konsumsi air tawar terbaik yang cocok untuk dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia—dengan dukungan data, teknologi, dan pengalaman lapangan.
1. Ikan Lele: Tangguh dan Cepat Panen

Lele adalah komoditas favorit bagi petani pemula hingga profesional. Kenapa?
- Cepat panen: 2,5–3 bulan
- Tahan penyakit
- Pasar luas: konsumsi harian rumah tangga, warung makan, hingga catering
- Bisa dibudidayakan dalam kolam terpal atau bioflok
Dengan dukungan sistem monitoring otomatis seperti di Ternakin, petani dapat mengoptimalkan pakan dan kualitas air untuk meningkatkan hasil panen.
2. Ikan Nila: Pertumbuhan Cepat & Konsumen Setia

Nila punya reputasi sebagai ikan meja (table fish) dengan rasa netral dan daging tebal. Cocok untuk segmen pasar menengah ke atas.
- Pertumbuhan cepat dalam sistem yang terkontrol
- Adaptif terhadap berbagai jenis air
- Potensi ekspor, terutama ke Asia dan Timur Tengah
Namun, nila juga sensitif terhadap perubahan kualitas air, di sinilah peran teknologi real-time sensor dari Ternakin menjadi sangat vital.
3. Ikan Patin: Komoditas Industri Siap Olah

Patin adalah ikan air tawar yang mulai banyak diminati karena dagingnya putih dan lembut. Banyak digunakan untuk industri pengolahan seperti fillet, abon, hingga bakso.
- Permintaan stabil dari industri makanan
- Ramah lingkungan dan bisa hidup di kolam dalam
- Harga relatif stabil di pasar nasional
Dengan teknologi prediksi panen, Ternakin membantu petani meminimalkan risiko saat membudidayakan patin dalam skala besar.
4. Ikan Gurame: Premium tapi Lambat Tumbuh

Untuk petani yang menargetkan segmen premium dan bersedia bermain jangka panjang, gurame bisa jadi pilihan.
- Harga jual tinggi
- Daging padat dan disukai restoran
- Siklus budidaya lebih lama (6–8 bulan)
Teknologi pencatatan dan proyeksi Ternakin memungkinkan pengelolaan keuangan yang lebih akurat dalam usaha budidaya jangka panjang seperti gurame.
Membudidayakan Ikan dengan Teknologi Ternakin
Dengan pendekatan berbasis data, otomatisasi, dan pemantauan real-time, Ternakin membantu petani Indonesia meningkatkan hasil panen dan efisiensi operasional, apapun jenis ikan yang dipilih. Kami percaya bahwa teknologi harus bisa diakses oleh semua petani, bukan hanya perusahaan besar.